Tak hanya jadi favorit warga lokal, Georgetown
Cupcake di Washington, DC, juga mengundang banyak turis mancanegara yang
mengenali cupcake mereka lewat reality show.
Menjadi pengusaha cupcake yang produknya digemari oleh selebritis dan
dikenal di dunia internasional adalah impian banyak orang. Inilah yang
dialami oleh kakak beradik Katherine Kallinis (32 tahun) dan Sophie
Lamontagne (33 tahun).
Berawal dari resep dan ajaran memasak dari sang nenek, kini Katherine
dan Sophie telah sukses membangun usaha cupcake impian mereka, yang
diberi nama "Georgetown Cupcake." Kenangan membuat kue bersama sang
nenek dan kecintaan mereka akan memasak telah membuat Katherine dan
Sophie nekat meninggalkan pekerjaan mereka untuk merintis usaha sendiri.
“Dari dulu memang saya dan Sophie selalu ingin punya usaha bersama,”
kata Katherine lewat sebuah obrolan dengan VOA di Washington.
Katherine Kalinis dan Sophie Kalinis Lamontagne memulai usaha mereka di tahun 2007.
Katherine dulunya bekerja di bidang fashion, sebagai seorang promotor
acara untuk rumah mode Gucci. Sedangkan Sophie bergerak di bidang
keuangan sebelum memulai usaha cupcake ini. Keduanya sama sekali tidak
pernah sekolah masak. Akhirnya pada tahun 2008, Katherine dan Sophie
membuka toko mungil pertama Georgetown Cupcake bernuansa hitam dan merah
muda di daerah pusat perbelanjaan dan hiburan Georgetown, di
Washington, DC. Siapa yang menyangka kalau usaha dan kerja keras mereka
akhirnya tidak sia-sia. Hanya dalam kurun waktu tiga tahun, Georgetown
Cupcake telah memiliki toko kedua yang berlokasi di daerah Bethesda,
Maryland, sebuah reality show dengan nama "DC Cupcakes," dan juga buku
pertama mereka yang berjudul “The Cupcake Diaries: Stories and Recipes
from the Sisters of Georgetown Cupcake” yang dirilis bulan November
lalu.
Toko pertama Georgetown Cupcake dibuka di hari yang cukup spesial
bagi banyak orang, yaitu hari Valentine pada tahun 2008. “Kami
menganggap hari Valentine adalah hari yang pas untuk cupcake. Pada hari
itu kami buka dari jam 10 pagi hingga 10 malam,” tutur Sophie. Sekitar
setengah jam sebelum toko dibuka, orang-orang sudah mengantri hingga
satu blok. Bahkan hanya dalam waktu tiga jam, persediaan cupcake mereka
langsung habis. “Kami terpaksa menutup toko sebentar untuk membuat
cupcake tambahan pada hari itu. Kami tidak menyangka kalau banyak orang
yang beli,” tambah Sophie. Pada hari itu, Katherine dan Sophie membuat
sekitar 1.000 buah cupcake dengan 15 rasa yang berbeda. Harga cupcake di
Georgetown Cupcake adalah 2,75 dolar per buah, dengan tawaran paket
setengah lusin hingga satu lusin, dengan harga jual yang lebih murah.
Sekarang, mereka memproduksi 10,000 buah cupcake setiap harinya bahkan
lebih di hari yang ramai seperti di hari Sabtu.
Toko pertama Georgetown Cupcake yang berlokasi di daerah Georgetown, Washington, DC.
Antri Demi Cupcake
Walaupun bisnis ini sudah berjalan lebih dari tiga tahun, antrian di
depan toko Georgetown Cupcake terus melingkar. Turis dari berbagai
penjuru di seluruh dunia rela mengantri selama kurang lebih satu jam
hanya untuk mencicipi cemilan manis, yang memiliki lebih dari 24 rasa
yang di rotasi setiap harinya.
Para pengunjung rela antri hingga satu jam untuk mencicipi hidangan manis kreasi Georgetown Cupcake.
Rahasianya adalah penggunaan bahan-bahan pilihan dengan kualitas
terbaik, seperti coklat bubuk Valrhona juga buah-buahan yang segar.
“Cupcake kami yang paling popular adalah red velvet,” kata Sophie kepada
VOA. Selain itu, Georgetown Cupcake juga menyediakan banyak rasa
lainnya seperti coklat, kelapa, lemon, raspberry, pisang, dan berbagai
rasa unik lainnya yang merupakan kreasi modern dari resep lama sang
nenek.
“Kita perbaharui sedikit resepnya supaya lebih modern,” kata
Katherine. Satu trik yang biasa dipakai oleh para penggemar Georgetown
Cupcake adalah melakukan pesanan melalui telpon 24 jam sebelumnya agar
keesokkan harinya bisa langsung diambil di toko tanpa harus antri.
Pelanggan Georgetown Cupcake
Reporter VOA Dhania Iman tak ketinggalan memborong di Georgetown Cupcake.
Awalnya Katherine dan Sophie mengira kalau cupcake-nya hanya akan
diminati oleh perempuan dan anak-anak. Namun, ternyata banyak juga
laki-laki yang datang ke toko mereka. “Washington, DC, itu adalah kota
internasional karena banyak orang yang datang dari berbagai penjuru dan
latar belakang,” tutur Katherine. Katherine dan Sophie berusaha untuk
selalu membuat kunjungan para pembeli ke toko mereka menjadi kunjungan
istimewa yang tak terlupakan. “Kami berusaha berinteraksi dengan para
pembeli ketika mereka datang ke toko. Kami juga melayani pertanyaan
mengenai berbagai rasa cupcake yang tersedia. Pelanggan kami sangat
menyenangkan,” ujar Katherine.
Promosi Lewat Jejaring Sosial
Saat ini Georgetown Cupcake sudah memiliki lebih dari 147.000 fans di
Facebook (Georgetown Cupcake) dan lebih dari 31 ribu pengikut di
Twitter (@GTownCupcake), ditambah dengan sekitar 12.000
follower untuk
akun pribadi Katherine dan Sophie di @KatherineSophie. “Lewat
situs-situs jejaring sosial, fans kami jadi bisa tahu tentang aktivitas
Georgetown Cupcake, promosi di toko kami, rasa-rasa cupcake terbaru, dan
juga perubahan menu. Para fans juga bisa berinteraksi satu sama lain,”
kata Sophie.
Selain itu, melalui Facebook dan Twitter, para fans juga bisa
mendapatkan cupcake gratis lewat program “Today’s Secret (not-on-menu)
Flavor” yang dicantumkan setiap harinya di status Twitter dan Facebook
Georgetown Cupcake. Para pembeli tinggal datang ke toko dan menyebutkan
jenis rasanya dan bisa pulang dengan membawa cupcake gratis tanpa harus
membeli apapun. “Setiap hari ada 100 buah cupcake di tiap toko yang kami
bagikan secara gratis, sebagai tanda terima kasih kepada para pelanggan
setia kami. Terkadang cupcake yang kami bagikan secara gratis adalah
cupcake dengan rasa baru. Jika orang suka maka rasa baru tersebut kami
masukkan ke dalam menu,” ujar Sophie.
Walaupun sibuk di toko dan juga syuting untuk
reality show,
Katherine dan Sophie tetap rajin mengupdate fan page mereka di
situs-situs jejaring sosialnya, sekaligus membaca masukan-masukan dari
para fans tentang Georgetown Cupcake. “Lewat jejaring sosial, kami jadi
mendapat banyak ide dan juga bisa berinteraksi secara langsung dengan
para pelanggan,” tambah Sophie. Satu tip dari Sophie dalam menggunakan
jejaring sosial untuk membangun usaha adalah untuk selalu berinteraksi
dengan para fans ataupun follower, juga tidak lupa untuk selalu
memberikan update tentang aktivitas yang tengah berjalan.
Reality Show
Tidak pernah terpikir oleh Katherine dan Sophie untuk terjun ke dunia
televisi. “Ceritanya lucu. Suatu hari ada produser TV yang datang ke
toko kami dan melihat kesibukan dan kekacauan di dalam toko. Kami lagi
sibuk di belakang counter dengan baju yang kena tumpahan tepung dan
icing. Langsung saja produser TV itu tertarik untuk membuat acara TV
tentang Georgetown Cupcake,” kata Katherine dan Sophie kepada VOA.
Reality show, "DC Cupcakes," ini bercerita tentang kisah sukses
Katherine dan Sophie dalam membangun usaha mereka, dan juga berbagai
acara, seperti pernikahan, penggalangan dana, dan festival yang
menghadirkan hidangan-hidangan manis dari Georgetown Cupcake.
Katherine dan Sophie beserta pegawai Georgetown Cupcake tengah membuat kue berbentuk dinosaurus.
Reality show yang sudah berjalan selama dua tahun ini telah berhasil
mendatangkan banyak sekali turis mancanegara, bahkan artis ke toko
mereka. “Kami tidak pernah capek menggarap reality show ini karena
sangat menyenangkan. Sebagai kakak beradik kami senang bisa berbagi
cerita tentang aktivitas kami dalam membangun usaha cupcake bersama,”
ujar Katherine dan Sophie. Baru-baru ini Katherine dan Sophie selesai
syuting untuk episode spesial tentang pernikahan Katherine, yang
ditayangkan di "DC Cupcakes." “Di episode spesial dengan durasi satu jam
ini akan ada hiasan cupcake terbesar dan sangat meriah yang pernah
dibuat oleh Georgetown Cupcake,” tambah Katherine dan Sophie.
Cupcake Untuk Selebritis
Banyak artis-artis terkenal Amerika yang ngefans dengan Georgetown
Cupcake. Baru-baru ini ratu reality show di Amerika, Kim Kardashian,
memesan cupcake dari Georgetown Cupcake untuk acara pernikahannya dengan
Kris Humphries, seorang pemain basket NBA untuk New Jersey Nets. “Untuk
pernikahan Kim, tiap tamu kami berikan satu kotak cupcake yang berisi
setengah lusin cupcake, sebagai hadiah yang disediakan di kamar hotel
mereka. Jenis cupcakenya antara lain adalah cupcake dengan rasa selai
kacang, coklat bercampur kelapa, karamel, red velvet, dan cupcake dengan
rasa vanila yang dihiasi monogram huruf “KK””, jelas Katherine dan
Sophie. Belum lama ini Georgetown Cupcake juga membuat kue pernikahan
dengan rasa jeruk nipis, untuk mantan personil kelompok 98 Degrees, Nick
Lachey, dengan pembawa acara TV, Vanessa Minnilo. “Toko kami sudah
pernah kedatangan Jonas Brothers, Russell Crowe, Stevie Wonder, dan Owen
Wilson. Aktor Chace Crawford dan desainer Tom Ford juga suka dengan
cupcake kami,” tambah Katherine dan Sophie.
Georgetown Cupcake Mendunia
Saat ini Georgetown Cupcake menawarkan jasa pengiriman cupcake hampir
ke seluruh Amerika. Namun, dengan tayangnya reality show "DC Cupcakes"
di luar Amerika, para fans jadi bertanya-tanya, kapan Georgetown Cupcake
akan memperluas usahanya ke luar Amerika. “Kami berharap untuk bisa
mengirim, bahkan membuka toko Georgetown Cupcake di luar negeri
nantinya,” kata Katherine dan Sophie. Mereka juga sering mendapatkan
e-mail dan surat dari fans di Indonesia, “Kami sangat senang!” ujar
mereka.
Warga Indonesia yang tinggal di Washington, DC, seringkali membawa
cupcake buatan Georgetown Cupcake ketika pulang ke Indonesia. Salah
satunya adalah warga Indonesia, Kartika Octaviana, yang akrab dipanggil
Vina, yang pernah membawa tiga kotak berisi setengah lusin cupcake
sebagai hadiah pernikahan untuk kakaknya. “Aku balik ke Jakarta, dan dia
bilang kalau cupcake itu untuk dipajang di kamar pengantin. Karena lagi
booming banget
'kan, acara
reality show 'DC Cupcakes.' Kakakku penasaran banget, jadinya dia minta dibawain,” kata Vina.
Vina punya strategi tersendiri dalam membawa cupcake ini supaya utuh
dalam penerbangan selama 20 jam lebih dari Amerika ke Indonesia. “Aku
belinya yang setengah lusin, supaya nggak terlalu lebar (kotaknya).
Terus aku tumpuk tiga. Supaya menjaga rasanya nggak kering, jadi
(kotaknya) dibungkus plastik. Kalau jalan dijaga banget, jangan
jingkrak-jingkrak, atau lari-lari, atau buru-buru supaya posisi dan
bentuknya tetap terjaga. Pas di pesawat juga ditaruh di bawah kursi yang
di depan,” tambah Vina. Sayangnya waktu transit di Hongkong, cupcake
tersebut terpaksa melewati X-ray, karena petugas airport ternyata tidak
mengenal cupcake. Kotak-kotak cupcake tersebut digulingkan oleh
petugasnya. “Yang selamat bentuknya seperti semula mungkin cuma 10
persen,” jelas Vina.
Selain Vina, juga ada warga Indonesia di Washington, DC., Utami
Ambarsari, yang juga pernah membawa Georgetown Cupcake untuk kakaknya di
Indonesia. “Saya bawa cupcake-nya, tapi saya harus jinjing,” kata
Utami. Lagi-lagi waktu sedang transit di Jepang, petugasnya tidak
mengenal cupcake. “Saya harus jelaskan dulu, ini kue seperti biasa, tapi
kecil-kecil. Sama mereka dibuka-buka. Mereka bertanya apa di dalamnya
ada daging sapi?” Untungnya, cupcake tersebut berhasil sampai ke tangan
kakak Utami di Indonesia.
Tips dari Katherine dan Sophie
Merintis usaha cupcake hingga mencapai sukses seperti Katherine dan
Sophie tentunya memerlukan waktu dan kerja keras. Kata Katherine dan
Sophie, “Jangan takut untuk menciptakan rasa-rasa cupcake yang baru.”
Dengan bantuan Mommy, sang ibu, Katherine dan Sophie beserta para
karyawan Georgetown Cupcake terus berkreasi untuk menghasilkan rasa-rasa
baru yang unik. Demi kecintaan dan semangat dalam membuat cupcake,
Katherine dan Sophie harus rela sibuk dan kehilangan jam tidur demi
memajukan usaha mereka. Kata Katherine, “Usaha ini cukup menyenangkan
dan sebanding dengan jerih payahnya.” Rencananya Katherine dan Sophie
akan membuka toko Georgetown Cupcake yang ketiga di daerah hiburan dan
pusat perbelanjaan SoHo, di kota New York, akhir tahun ini.
http://www.voaindonesia.com/content/cupcake-yang-mendunia-135442788/101989.html